Raul Gonzalez

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram
Share on email
Share on weixin

REINKARNASI SI BURUNG NASAR

Oleh: Mansyur Alkatiri

Sumber: Majalah UMMAT, No. 40 Thn. III, 27 April 1998

Raul Gonzalez Siap Antar Real Madrid merajai Eropa lagi. Ia juga disebut calon bintang di Piala Dunia Perancis

RAUL GONZALEZ. Anak Emas Bermental Torreros
RAUL GONZALEZ. Burung Nasar Baru Madrid

Lupakan Emilio Butragueno, Si Burung Nasar yang melambungkan Spanyol di sepakbola dunia pada 1980-an. Kini ada Raul Gonzalez Blanco, remaja berusia 20 tahun, yang kelihaiannya merobek jala lawan tak kalah dengan mesin gol asal Madrid itu. “Ia memang reinkarnasi Butragueno,” ujar seorang pemujanya.

Kedua bintang itu memang punya kemiripan. Mereka lahir di Madrid dan besar di klub raksasa kota itu, Real Madrid. Dua-dua nya punya kaki tajam, yang jitu mengiris gawang lawan. Kepala mereka pun subur melesakkan bola. Lebih satu dekade Butragueno menjadi legenda di Stadion Bernabeu, kandang Madrid. Raul juga punya potensi besar untuk menyamainya, bahkan melebihi. Tapi pemuda ramah ini tak mau disanjung “Sangatlah jauh membandingkan saya dengannya,” ujarnya.


Raul boleh merendah, namun prestasi Real Madrid menjadi juara liga dua kali, musim 1994/1995 dan 1996/1997, merupakan bukti kehebatannya. Ia juga membawa Real Madrid ke final Piala Champions Eropa tahun ini, dengan menyingkirkan juara bertahan Borussia Dortmund. Meski tak mencetak gol dalam semi final, perannya tetap menonjol.

Raul masih cukup belia. Tapi pemuda tampan kelahiran 27 Juni 1977 ini sudah mencapai semua keinginan remaja usianya: kaya dan tenar. Namun itu semua tak mengubah watak aslinya sebagai orang Spanyol. Ia tetap seorang Torreros. Ia bermain bola bagaikan matador yang berani mati. Ia mempermainkan para pemain belakang lawan seperti matador mempermainkan seekor banteng.

Maka tak heran kalau Raul menjadi langganan cidera. Ketika ia menguasai bola, pemain lawan sering hanya punya satu pilihan: menebasnya. Persis banteng yang melihat kain merah di tangan Torreros. Kalau permainannya akhir-akhir ini nampak menurun, itu juga karena cidera serius selama lima bulan, akibat hantaman kaki lawan.

Deposito Berharga

Awalnya, tak ada yang menyangka anak dari Pedro, seorang tukang listrik, dan Maria Luisa ini bakal menjadi pemain handal. Tubuhnya ceking, membuat orang suka mencemoohnya. Namun Raul kecil tak peduli. Ia terus bermain bola di sekitar flatnya, di pinggiran Madrid.

Adalah mata tajam Fransisco de Paula yang menangkap bakat ajaib bocah ini. Meski tubuhnya kurus, Raul begitu cepat dan cerdik. De Paula memasukkannya ke tim Atletico Madrid dibawah usia 14 tahun (U-14), pada 1991. Ia langsung menjadi striker tersubur. “Anak ini benar-benar jenius,” puji Jesus Gil, Presiden Atletico waktu itu.

Namun Gil harus gigit jari. “The Golden Boy” hanya satu tahun bertahan di klubnya. Raul kecil terbujuk pindah ke Real Madrid, saingan utama Atletico di kota itu. Di tim remaja klub barunya itu, Raul Gonzalez juga merajalela.

Bakat besar Raul itu membuat Jorge Valdano, pelatih senior Madrid asal Argentina kepincut. Maka jalan hidup Raul pun berubah total 27 Oktober 1994, kala ia mengikat kontrak resmi dengan Real Madrid senilai 20 miliar rupiah. Nilai itu begitu besar, mengingat usia Raul baru 17 tahun 4 bulan.

Raul memulai debutnya melawan Real Zaragoza, hanya dua hari setelah kontrak. Usianya juga baru 17 tahun! Arsenio Iglesias, pengganti Valdano, dan Fabio Capello, pelatih yang membawa Madrid ke jenjang juara liga tahun lalu, juga selalu menjadikan Raul sebagai pilihan utama.

Kontrak empat tahun itu sebenarnya baru berakhir tahun ini. Namun Lorenzo Sanz, pemilik Madrid, tak mau bernasib sama dengan Jesus Gil. Untuk mengamankan aset besarnya itu, tahun lalu Sanz memperpanjang kontrak Raul sampai 2003, dengan uang kontrak sebesar 6 miliar pesetas atau sekitar 90 miliar rupiah! “Raul seolah deposito yang akan selalu menguntungkan. Saya yakin ia akan jadi bintang besar,” ujar Sanz.

Sanz dan pencinta Madrid berharap banyak pada Raul, untuk membawa klub itu kembali menjadi raja di Eropa, seperti masa 1950-an. Saat itu, Alfredo Di Stefano cs merebut enam gelar juara Piala Champions. Peluang itu kini terbuka setelah Madrid melaju ke final Champions melawan Juventus.

Bukan hanya Madrid yang mencintai Raul Gonzalez, tapi juga seluruh rakyat Spanyol. Setelah memimpin Spanyol di Olimpiade Atlanta dua tahun silam, pemain bertinggi badan 180 cm itu juga dipercaya pelatih tim nasional Javier Clemente tampil di Piala Dunia Perancis Juni nanti. Rasanya disana ia bakal mampu bersaing dengan Ronaldo, Gabriel Omar Batistuta ataupun Alan Shearer sebagai bintang.

Seperti Valdano dan Capello, Clemente sangat terkesan pada kelihaian Raul. “Tak ada yang diragukan dari Raul. Skill-nya sangat bagus. Saya akan terus memakainya,” ujarnya. Padahal siapapun tahu, Clemente adalah seorang Basque yang cenderung pro-Barcelona. Sebagai orang Basque, sikapnya pada pemain Madrid sering bias. Namun pada “Anak Emas” bermental Torreros itu, Clemente tak punya pilihan lain.

Mansyur Alkatiri

Leave a Reply

Kategori Tulisan

Arsip Tulisan

Subscribe Untuk Mendapat Info Terbaru

Twitter Feed