Selamat Jalan Insinyur Ayyash

Oleh: Mansyur Alkatiri

Majalah UMMAT, Thn. I No. 16, 5 Februari 1996 / 15 Ramadhan 1416 H

Hamas ancam balas kematian Yahya Ayyash. Ujian berat bagi ‘kesepakatan perdamaian’ PLO-Israel.

“Shimon Peres, jangan gembira, kami semua Yahya Ayyash,” teriak seorang remaja Palestina mengantar kepergian “Sang Insinyur” Yahya Ayyash di Jalur Gaza. Lebih dari seratus ribu massa Palestina mengiringi jenazah ‘sang perakit bom’ ini, ke tempat peristirahatan terakhirnya, Sabtu (5/1/1996) lalu.

Takbir dan yel-yel yang menyerukan balas dendam dipekikkan di sepanjang jalan ke pemakaman. Para pelajar membakar bendera Israel. Sementara bendera hitam berkibar dimana-mana, menandai suasana berkabung. Sekolah, universitas dan toko-toko tutup di seluruh Gaza, Tepi Barat dan Jerusalem Timur. Seluruh rakyat Palestina, tanpa memandang paham dan agamanya, mentaati hari berkabung nasional selama tiga hari yang diumumkan Hamas. Ayyash menjadi pahlawan dan syuhada Palestina.


Simpati besar terhadap Yahya Ayyash ditunjukkan pula oleh calon-calon anggota parlemen yang akan berlaga dalam pemilu Palestina pertama, 20 Januari. Semua kegiatan kampanye dihentikan sementara demi mengenang Ayyash. Hanna Siniora, seorang calon independen dari Jerusalem Timur yang dekat dengan gerakan Fatah-nya Yasser Arafat, memasang iklan dalam sebuah harian berbahasa Arab Al-Quds, hari Minggu: “Dengan meminta maaf kami umumkan penundaan seluruh kegiatan kampanye kami selama tiga hari, untuk mengenang asy-Syahid Yahya Ayyash.”

Yahya Ayyash syahid setelah sebuah bom yang dipasang di telepon genggamnya meledak, di sebuah rumah di Beit Lahya, Gaza, saat ia  menggunakannya. Wajahnya hancur. Dan agen-agen rahasia Israel, Shin Beth diduga kuat berada di belakang aksi itu. Telpon itu sendiri dipinjam oleh teman karib Ayyash, Osama Hamad dari pamannya, Kamil Hamad (45), seorang pengusaha real estate berdarah Palestina. Kamil kemudian melarikan diri ke AS dari Israel.

Selama tiga tahun Ayyash berada di urutan pertama dalam daftar buronan yang paling dicari keamanan Israel. Ayah seorang anak laki-laki yang dikenal sebagai insinyur listrik dan kimia ini, dituduh mendalangi serentetan serangan bom yang menewaskan 45 orang Israel dan melukai 340 lainnya, antara April 1994 sampai Agustus 1995.

Perdamaian Terganggu

Hadirnya begitu banyak warga Palestina di pemakaman Ayyash bukanlah sekedar luapan kesedihan. Meraka juga mengekspresihan kemarahan terhadap proses perdamaian Timur Tengah, khususnya model otonomi yang diterima Israel dan PLO. Pembunuhan itu menjadi ujian besar bagi kesepakatan PLO-Israel. Mereka makin yakin, kesepakatan itu merugikan Palestina.

Dipastikan Hamas bakal membalas dendam. “Kami akan bidikkan senjata kami ke dada Israel musuh kami dan para kaki tangannya. Siapkan kantong jenazah kalian, Singa Hamas segera tiba,” kata ketua Hamas Mahmud Zahhar saat mengantar jenazah Ayyash. Kelompok Jihad Islam, yang kehilangan pemimpinnya, Fathi Shakaki, akibat berondongan peluru agen rahasia Israel di Malta November silam, juga mengancam sama.

Bagi Yasser Arafat, Kepala Pemerintahan Palestina, pembunuhan terhadap

Ayyash di wilayah kekuasaannya sungguh memusingkan. Ia harus bisa memuaskan seluruh warga Palestina, dari kelompok manapun. Namun ia juga sudah ‘diikat’ oleh Israel dalam satu perjanjian yang mengharuskan dirinya mengendalikan seluruh warga Palestina dan bertanggungjawab terhadap keamanan warga Yahudi di Wilayah Otonomi Tepi Barat dan Gaza.

Padahal Arafat sudah susah payah membujuk Hamas agar menghentikan aksi kekerasan dari Wilayah Palestina. Terutama selama proses penyerahan beberapa kota Tepi Barat dari tangan militer Israel. Dan terbukti selama lima bulan terakhir, sejak peledakan bus di dekat Jerusalem 21 Agustus lalu, Hamas tak lagi menyerang sasaran Israel.

Tapi kini setelah terbunuhnya Ayyash, Arafat nampaknya cuma bisa berharap agar para aktifis Hamas tak langsung melakukan balasan. Paling tidak sampai pemilu selesai. Arafat ingin menghindari konflik saudara. Ia juga tak ingin ada kesan pasukan keamanannya ambil bagian dalam pembunuhan itu. Maklum, sesaat setelah tewasnya Ayyash, Hamas sempat menuduh Pemerintahan Palestina “menyediakan lubang di tembok, tempat agen-agen Israel itu masuk.” Hamas berhenti menudingkan jarinya pada Arafat setelah Arafat terangan-terangan menuduh pemerintah Israel sebagai pelakunya.* (Mansyur Alkatiri)

BACA JUGA:
Israel Bunuh Fathi Shaqaqi, Pemimpin Jihad Islam
Mengenang Dr Said Ramadhan
Erbakan, Sang Penentang Kemalisme

By mansyur

3 thoughts on “Israel Bunuh Yahya Ayyash”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *