Orang Barat Lirik Jamu Herbal Timur

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram
Share on email
Share on weixin

Kian Berpaling ke Timur

Oleh: Mansyur Alkatiri

Dimuat di: MAJALAH UMMAT, No. 4  Thn. III / 11 Agustus 1997 / 7 Rabiul Akhir 1418 H

Obat-obatan berbahan ramuan tumbuhan makin digemari masyarakat Amerika dan Barat.

TOKO JAMU. Kian banyak dilirik
TOKO JAMU. Kian banyak dilirik

Bertahun-tahun Nick Nicholas (38) harus menanggung derita akibat penyakit alergi. Sudah puluhan dokter spesialis ia datangi untuk berobat. Operasi rongga hidung pun sudah dijalani. Namun, semuanya hanya memberi kesembuhan sesaat. Warga kota Tustin, California, ini pun nyaris putus asa.

Segalanya kemudian berubah setelah Nicholas memutuskan berobat pada seorang ahli ramuan tumbuh-tumbuhan (jamu). Hasilnya menakjubkan. “Saya mengalami perubahan dramatis setelah satu minggu ditangani ahli pengobatan jamu,” katanya, seperti dikutip surat kabar Saudi Gazette (31/5). Penyakitnya tak kambuh lagi. Semangat hidup Nick terangkat pula.

Kini, di Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya, pengobatan dengan jamu tengah menjadi tren. Metode ini dianggap sebagai fenomena baru. Padahal di belahan timur dunia, termasuk Indonesia, jamu sudah menjadi tradisi selama ribuan tahun. Pengobatan terhadap alergi Nicholas juga didasarkan pada formula jamu kuno bangsa timur.

Namun, kecenderungan berpaling ke jamu ini, tak sepenuhnya dilakukan. Kebanyakan orang memang yakin, jamu merupakan obat yang efektif untuk penyakit-penyakit yang tergolong ringan. Tapi mereka umumnya masih lebih yakin pada dokter dalam menangani luka dan penyakit berat. American Medical Association sendiri belum mengambil sikap mengenai penggunaan jamu-jamuan ini.

Teruji Ribuan Tahun

“Lima ribu tahun silam, tak ada toko obat-obatan,” kata Eloy Rodriguez, ahli biokimia dan biologi di Irvine’s College of Medicine, University of California. “Manusia dan hewan semuanya tergantung pada alam langsung, dan mereka secara konstan menggunakan tumbuh-tumbuhan sebagai obat.”

Banyak negara menggunakan jamu sebagai pilihan utama menjaga kesehatan. Di AS sendiri, sampai ditemukannya penisilin pada 1922, jamu-jamuan merupakan obat utama bagi kebanyakan penyakit infeksi yang mengancam jiwa si penderita.

Ketika kaum pendatang tiba di Amerika, mereka membawa jamu-jamuan dari Eropa. Tapi, di tanah harapan ini mereka juga dikenalkan pada tumbuh-tumbuhan obat yang sangat banyak jumlahnya oleh suku Indian. “Saling berbagi pengetahuan atas jamu-jamuan itulah yang membuat para pemukim bisa hidup,” kata Rodriguez.

Di tengah kecenderungan beralih ke jamu ini, masih banyak orang Amerika yang heran bahwa tumbuh-tumbuhan bisa digunakan untuk mencegah dan menyembuhkan manusia dari suatu penyakit. Demikian pendapat Ronald Bieler, yang menjalankan Bieler Herbal Clinic and Acupuncture di Costa Mesa, California.

Lain halnya dengan di negara-negara Timur, terutama Cina. “Tujuh puluh persen dokter di Cina kini menggunakan jamu-jamuan sebagai pengobatan utama,” ujar Bieler -yang meraih keahlian dalam obat-obatan Timur di American College of Traditional Chinese Medicine, San Fransisco.

Jamu-jamuan di Cina bukan hanya digunakan untuk menyembuhkan penyakit yang agak ringan, seperti sakit perut dan kepala. Di sana jamu juga digunakan untuk mengobati penyakit yang lebih serius, seperti, diabetes, asma, bahkan usus buntu (kecuali kalau pecah). Pasien di ruang emergency juga mendapat perawatan dengan ramuan tumbuhan.

Cina bukan satu-satunya negara yang menggunakan pengobatan dengan ramuan tumbuhan. “Di Jerman, untuk menurunkan kolesterol, girlic lebih laku terjual dibanding aspirin,” ujar Mark Blumenthal, Direktur Eksekutif American Botanical Council di Texas dan Editor majalah HerbalGram.

Kebal

Kenapa banyak orang Barat, termasuk Amerika, melirik jamu-jamuan? Menurut Eloy Rodriguez, itu dilakukan ketika obat-obatan Barat gagal menyembuhkan penyakit mereka. Memang, tahun-tahun terakhir ini semakin banyak saja pasien Barat yang pergi berobat ke Asia -di antaranya ke Cina dan Indonesia- karena penyakitnya tak bisa disembuhkan dengan pengobatan modern di negeri mereka. Dan, nyatanya memang banyak yang cocok.

“Banyak yang telah kebal dengan antibiotik yang diberikan dokter,” jelasnya. Ada pula yang mengalami komplikasi setelah menggunakan obat ini.  Pengobatan dengan jamu secara umum tak mempunyai efek samping, dan tak mungkin menyebabkan seseorang kebal. “Berbeda dengan obat-obatan Amerika yang sintetik, yang mengandung hanya satu senyawa, formula tumbuhan mengandung kombinasi banyak zat.”

Pengobatan jamu telah teruji kualitasnya selama ribuan tahun. “Menurut penelitian kimia belum lama ini, 85 persen bahan tumbuhan yang digunakan sebagai obat telah digunakan secara tepat,” kata Rodriguez.

Jamu-jamuan bisa digunakan untuk beragam penyakit. Begitu pula untuk pencegahan. “Ada jamu-jamuan untuk mengobati sakit perut, jamu untuk sakit migren, dan jamu untuk infeksi saluran kencing,” jelas Bieler, yang pernah bekerja di rumah sakit Cina dan toko jamu-jamuan di Taiwan. Kondisi kronis, seperti gejala yang berkaitan dengan menopause, menstruasi dan alergi, juga bisa diobati dengan jamu.*

(Mansyur Alkatiri)

Leave a Reply

Kategori Tulisan

Arsip Tulisan

Subscribe Untuk Mendapat Info Terbaru

Twitter Feed