Raja Tinju dari Sheffield
Oleh: Mansyur Alkatiri
SUMBER: Majalah UMMAT, No. 41 Thn. III, 4 Mei 1998
Naseem Hamed menundukkan Wilfredo Vazquez dengan TKO. Ia sudah dianggap sebagai Raja di kelasnya
Jalan makin terbentang bagi “Pangeran” Naseem Hamed untuk menjadi “Raja”. Bertempat di Nynex Arena, Manchester, 18 April lalu, petinju Inggris keturunan Yaman ini mencatat kemenangan TKO atas Wilfredo Vazquez, mantan juara dunia kelas bulu versi WBA. Naseem berhasil mempertahankan gelar juara dunia versi WBO untuk kesepuluh kalinya.
Vasquez, petinju Puerto Riko, sempat empat kali terjatuh, sebelum wasit Gino Rodriguez menghentikan pertarungan di ronde ketujuh. Ini cukup mencengangkan, sekaligus memperlihatkan bukti kehebatan Naseem. Kendati sudah berusia 37 tahun, Vazquez masih tangguh. Ia tercatat 22 kali mempertahankan gelar juara dunia, sebelum melepaskannya karena dipaksa menghadapi petinju perangkat pertama WBA, Antonio Cermeno, bukannya Naseem.
Menghadapi lawan tangguh dan sarat pengalaman ini, Naseem bertarung sabar dan hati-hati. Namun itu tak mengurangi ketajaman pukulannya. Naseem menjatuhkan Vazquez di ronde ketiga dan keenam, lewat pukulan hook keras. Dan di ronde ketujuh, ia tak lagi memberi ampun. Naseem memberondong Vazquez dengan pukulan keras hingga lawannya terjengkang lagi dua kali. Wasitpun menghentikan pertandingan.
“Vazquez petinju hebat, namun dia sudah terlalu tua dan lambat. Saya sadar benar, kecepatan dan keberanian adalah keunggulan saya untuk mengakhirinya kehebatannya. Sayalah juara sejati,” kata Naseem, seperti dikutip The Sporting News.
Kemenangan itu kian menancapkan nama Naseem Hamed sebagai petinju terbesar di kelas bulu. Ia kini juara dunia versi WBO, dan pernah pula merebut gelar versi IBF yang kemudian dilepasnya karena dipaksa badan tinju dunia itu untuk menghadapi lawan yang tergolong ‘ayam sayur’. Sementara Vazquez adalah juara dunia versi WBA, sampai sebelum pertarungan melawan Naseem.
Dengan mengalahkan Vazquez, rekor bertanding Naseem makin fenomenal: Tak pernah kalah dalam 30 pertarungan, dan 28 kemenangannya direbut dengan KO. Kekuatan utama Naseem terletak pada kecepatan dan pukulan kerasnya.
Tinggal Espinosa
Nasem Hamed lahir 12 Februari 1974, di Sheffield utara, London. Sejak kecil Naseem tergolong ‘jagoan’ di kalangan anak sebayanya. Suatu hari, ketika sedang seru ‘bertarung’ dengan teman-teman sekolahnya, ia ditemukan oleh pemburu bakat Brandon Lindle. Pelatih tenar ini takjub melihat bocah usia 7 tahun itu dengan lihainya menjatuhkan lawan-lawannya. Ia yakin bocah itu punya bakat besar.
Naluri Lindle tak meleset. Naseem Hamed kini menjadi petinju kenamaan. “Naseem adalah petinju terbesar di kelas bulu, salah satu fighter terbaik di dunia, dan tentu saja petinju Inggris terbesar sejak Perang Dunia II,” tulis Nick Pitt, kolumnis tinju Inggris di The Sunday Times. Karena prestasi gemilangnya di ring tinju, Naseem juga mendapat penghargaan dari Ratu Elizabeth II.
Pujian senada datang dari pengamat tinju Amerika Serikat, Vince Caruso, yang biasanya pelit memuji petinju non-Amerika. Caruso bahkan menganggap Naseem Hamed lebih besar dari Oscar De LaHoya atau Roy Jones, yang dikenal sebagai fighter paling hebat saat ini.
“De La Hoya adalah hasil pabrikan, seperti halnya Spice Girls dan Milli Vanilli. Sedangkan Roy Jones itu tipikal fighter Afro-Amerika, punya skill tapi tak terlalu bernilai pasar. Pada Naseem, seluruh sudut kehidupannya sangat mempesona,” tulis Caruso dalam World Boxing. “Ia lelaki muda yang pukulannya seperti Tyson, pandai bergerak seperti Ali, dan punya hati seperti Singa.”
Di usia menginjak 24 tahun, Naseem sudah menikah dengan Alisha, wanita asli Inggris, Februari lalu. Bagi Naseem, keluarga adalah sumber motivasi terbesar untuk bertinju. “Keluarga menjauhkan saya dari banyak godaan. Saya tak pernah menyentuh alkohol atau obat-obatan.” Naseem yakin, hidup bersih dengan menjauhi alkohol dan obat-obatan, bakal memuluskan ambisinya menjadi legenda.
Kemilau pesona Naseem menyilaukan banyak petinju di kelasnya. Meski ‘hanya’ memegang gelar WBO, harga Naseem paling mahal diantara juara di badan tinju lainnya. Ia telah menjelma menjadi ladang dolar. Tak heran kalau Vazquez rela melepas gelar WBA untuk malawannya. “Saya lebih memilih uang dibanding gelar,” katanya polos. Kini, juara dunia versi WBC asal Filipina, Luis Espinosa, juga tak keberatan melawannya.
“Espinosa adalah lawan berikut yang harus kutaklukkan untuk merebut sabuk WBC,” tukas Naseem mantap. “Jika saya punya peluang, maka saya berusaha jadi pemenang. Saya sudah tak sabar,” kata Naseem.
Naseem sudah menaklukkan empat bekas juara dunia: Medina, Johnson, Kelley dan Vazquez. Kalau ia juga mampu melibas Espinosa, kiranya tak berlebihan Vince Caruso menulis, “Semua pecinta tinju akan berlutut menghormati Raja Tinju, Pemimpin Generasi Muda, Pangeran Naseem Hamed.”
Mansyur Alkatiri