Dewa Firenze Menatap Paris


Oleh: Mansyur Alkatiri

Dari: Majalah UMMAT, No. 35 Thn. III / 23 Maret 1998

BATISTUTA. Calon Bintang di Paris
BATISTUTA. Calon Bintang di Paris

Batistuta dianggap dewa di Italia. Ia berpeluang menjadi top scorer di Paris.

Bagi warga kota Firenze (Florence), Gabriel Omar Batistuta bukanlah manusia. Ia adalah dewa. “Il nostro dio, Dia dewa kami,” ujar seorang seorang pecandu fanatik La Viola (Si Ungu), julukan klub Fiorentina. Kecintaan warga Firenze pada Batistuta, tak kalah dengan kecintaan warga kota Napoli pada bintang Argentina lainnya, Diego Armando Maradona.

Untuk membuktikan kecintaannya, warga Firenze membuat patung Batistuta di tengah-tengah kota. Patung itu didirikan tak lama setelah Batistuta mempersembahkan Piala Italia bagi warga Firenze pada musim 1995/1996, dengan menggasak Atlanta 3 – 0, dalam dua partai final. Bati, demikian panggilannya, mencetak dua gol.

Kemampuan Bati mencetak gol memang luar biasa. Tak salah kalau ia dijuluki Bati-Gol. Tiga puluh lima kiper dari 25 klub Italia tahu betul sengatan lebah Argentina ini. Ia sering melepaskan tembakan keras dan akurat, dalam waktu begitu cepat dan dari sudut yang amat sempit, hingga membuat banyak kiper dan pemain belakang terperangah.



Ia pernah menjadi top scorer di Seri A Italia pada musim 1994/1995 (26 gol). Dan sampai Minggu (8/3) lalu, Bati masih bertengger di urutan kedua top scorer dengan 16 gol, hanya selisih 1 gol dibanding Oliver Bierhoff (Udinese). Tahun ini ia berpeluang menjadi top scorer lagi.

Di timnas Argentina, Batistuta juga masih tercatat paling banyak membuat gol. Ia pencetak gol terbanyak di Piala Amerika 1991 dan 1993. Dengan postur tubuh kekarnya, (185 cm/73 kg), Bati memang momok menakutkan bagi barisan belakang lawan. Gerakan-gerakan eksplosifnya mengingatkan pada Tarian Tango, yang menjadi jiwa tim Argentina.

Kaki kanan Bati sangat kuat. Namun kaki kiri dan tandukan kepalanya juga hebat. Dan Batistuta makin berbahaya jika pertandingan mendekati akhir, di saat lawan mulai lengah. Tak salah kiranya kalau Paolo Montero, gelandang masa depan Italia berujar, “Batistuta adalah salah satu striker terbaik dunia.” “Saya suka sekali gayanya. Keberanian, kekuatan dan caranya bermain yang langsung mengincar gawang, membuatnya sangat pas sebagai pemimpin tim,” tambah pemain Juventus itu.

Piala Dunia

Suami dari Irene dan putera dua anak ini lahir pada 1 Februari 1969, tergolong salah satu pemain asing paling sukses di Negeri Pizza. Padahal karir sepakbolanya sebenarnya terlambat. Bati sudah berusia 18 tahun, ketika klub Newell’s Old Boys di Rosario, terpikat padanya.

Permainannya yang cepat berkembang, membuat Bati diboyong klub besar River Plate. Agen pemain Settimo Aloisio lalu mengekspor Bati dari klub ketiganya, Boca Juniors, ke Fiorentina pada 1991.

Batistuta suka membiarkan rambutnya gondrong, mirip Mario Kempes, striker pujaannya. Namun Daniel Passarella, pelatih nasional Argentina membuat dekrit seperti militer: Potong rambut panjangmu atau keluar dari tim nasional.

Batistuta melawan kekerasan kepala Passarela dengan keras kepala pula. Dan ia pun memilih berdiri di luar timnas. “Saya tak mau mengemis pada Passarella hanya agar bisa bergabung dengan tim nasional,” katanya seperti dikutip FA Carling online. Sikap yang sama dianut Fernando Redondo, salah satu gelandang bertahan terbaik di dunia yang main di Real Madrid.

Namun melihat prestasi nya di Italia, Passarella pun meluruh. Mantan kapten Argentina saat merebut Piala Dunia 1978 ini, akhirnya rela mengkhianati dekritnya sendiri. Ia memanggil Bati kembali, meski sang bintang tetap gondrong. Dan Bati membayar kontan pengorbanan sang pelatih. Gol demi gol lahir dari kakinya di Pra Piala Dunia.

Dan ketika Passarella kembali mengalah dan memanggilnya kembali ke timnas Januari lalu setelah sempat korstluiting beberapa lama, Bati kembali membuktikan dirinya memang harus menjadi pilihan pertama Passarella. Duetnya dengan Claudio Lopez (Valencia, Spanyol) atau Hernan Crespo (Parma, Italia) sangat menjanjikan di Paris nanti. Saat Argentina memukul Bulgaria 2 – 0, dalam pertandingan persahabatan di Buenos Aires Selasa lalu, Bati dan Lopez masing-masing mencetak satu gol.

Kehebatannya di lapangan membuat Batistuta terus menjadi rebutan klub lain. Real Madrid, Barcelona, Inter Milan dan Manchester United pernah mengincarnya. Tapi tak ada yang berhasil.

“Secara komersil, tawaran mereka menggiurkan,” kata Vittorio Gecchi Gorri, bos Fiorentina. “Tapi Batistuta adalah lambang kota Florence.” Maka tetaplah Batistuta menjadi tawanan Florentina. Bati sendiri kerasan di Firenze. “Apa yang saya lakukan disini tidaklah seberat jika saya di Inter Milan atau Barcelona.”

Ia kini menatap Piala Dunia di Paris. Dan bisa jadi disinilah puncak karirnya. Argentina memang tak banyak dicalonkan menjadi juara. Namun Batistuta punya kans besar menjadi yang terbaik atau top scorer.

Mansyur Alkatiri

By mansyur

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *