Oleh Mansyur Alkatiri
Majalah UMMAT, Thn. I No. 26, 24 Juni 1996 /8 Shafar 1416 H
Jumlah Muslim cukup besar di Kenya, tapi mereka kurang terwakili secara politik.
Kendati jumlahnya cukup besar, umat Islam di Kenya kurang terwakili dalam kehidupan politik negaranya. Tak banyak orang Islam yang duduk di pemerintahan dan parlemen Kenya, padahal jumlah mereka meliputi sepertiga penduduk negeri Afrika Timur itu. Jumlah total penduduk Kenya 20 juta jiwa.
Namun demikian, penduduk Muslim umumnya cukup baik keadaan ekonominya, dibanding Muslim di negara-negara Afrika lainnya. Mereka banyak menguasai perdagangan di kota pelabuhan Mombasa, Kenya selatan. Mombasa memang pusat masyarakat Muslim Kenya.
Awal penyebaran Islam di kota ini bermula dari orang-orang Arab yang datang untuk berdagang. Mereka membuka toko dan mengawini wanita dari suku setempat. Sampai hari ini pengaruh budaya Arab masih kental terlihat di beberapa tempat di Mombasa.
Di kota yang sekarang bernama Fort Jesus, Kenya utara, pengaruh budaya Arab juga kentara. Di tengah-tengah reruntuhan kota tua itu, berdiri menara-menara masjid, yang berarsitektur Arab. Alim ulama berperan penting dalam masyarakat Muslim di negeri yang nama aslinya Jamhuri ya Kenya ini.
Muslim yang berasal usul Arab, Somalia dan Swahili -penganut Islam pertama di Kenya- sekarang jumlahnya meliputi sepertiga dari seluruh Muslim Kenya. Sisanya adalah imigran dari anak benua India dan warga Afrika yang masuk Islam.
Selama era penjajahan Inggris, para misionaris bekerja keras untuk mengkristenkan orang-orang Islam. Tapi anehnya umat Islam justeru makin menguat di zaman itu. Ada sekitar 120 organisasi Islam di Kenya, termasuk organisasi-organisasi masjid yang kecil jumlah anggotanya seperti Jami Mosque Society di ibukota, Nairobi.
Umat Islam mempunyai peradilan syariah sendiri yang mengatur masalah nikah, talak, waris dan wakaf. Pengadilan Islam terdapat di Nairobi dan Mombasa. (MA)
BACA JUGA:
Kemenangan BJP Resahkan Muslim India
UU Anti-Terorisme Targetkan Muslim
Islam di Polandia